Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Sabtu, 22 Februari 2014

The Power of Knowledge

Rangkuman kisah The Power of Knowledge ini bersifat sangat-sangat subjektif, artinya sesuai dengan pengamatan dan selera penyusun. Konon, sejarah itu tergantung siapa penulisnya. Kisah The Power of Knowledge (i-step RAMP IPB 2010) ini ditulis secara kronologis (memperhatikan urutan waktu), tetapi adakalanya tidak demikian, supaya ada semacam dialogis dan urutan logis berjalannya cerita.
Kisah ini juga mengeliminir tulisan-tulisan yang dapat ditafsirkan sebagai suatu semangat atau motivasi untuk bisa terus berprestasi dimanapun kita berada. Sebab buku The Power of Knowledge ini adalah sebuah gagasan untuk mengembangkan kreatifitas diri, menuangkan ekspresi, latihan mengendapkan emosi, belajar mengendalikan diri, memberikan bekal dan pengalaman dalam membawa ide atau solusi teknologi sampai menjadi suatu usaha atau kegiatan yang menciptakan nilai di masyarakat.
Perkembangan dunia usaha tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan teknologi ramah lingkungan, teknologi terbarukan.
Teknologi terbarukan yang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muda indonesia dalam ajang i-step, sungguh berpotensi mendunia. Susu Listrik (SULIS-nya) mas Hadi yang memberikan terobosan baru pada susu disulap agar tidak cepat basi. Gagasan sekrup archimides yang digaungkan oleh Firmanul dkk bertujuan untuk memberikan solusi atas terbatasnya sumber energi listrik di lingkungan kita dengan menaikkan debit air sebagai cadangan energi yang pada nantinya akan dialirkan kembali sebagai penggerak generator guna menghasilkan energi baru. Perpaduan teknologi yang dikemas dalam dunia entrepreneur oleh mas Ali dan Anzal dari sulawesi menghasilkan alat penyebar benih rumput laut yang selama ini di kerjakan oleh petani rumput laut secara manual, sekarang dengan terobosan ide dan sentuhan teknologi, dapat mempercepat dan mengefisienkan proses penanaman rumput laut.
Berbagai macam jenis usaha, disektor mikro maupun makro masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan pengusaha indonesia utamanya dibidang teknologi masih sangat-sangat terbatas. Data yang disajikan menurut kategori dalam index kemudahan berbisnis pada tahun 2010, Indonesia masih dibawah rata-rata negara ASEAN. Jika business density (bd) suatu negara di atas 10% maka negara tersebut sudah dianggap sejahtera. Tapi pada kenyataanya kondisi negara kita baru mencapai 1.79% belum memenuhi kuota yang semestinya. Ini memberikan kesempatan kepada kita sebagai generasi penerus bangsa untuk memberikan terobosan-terobosan baru di bidang teknologi.
Melihat data diatas persaingan masih sedikit, kesempatan mengembangkan usaha masih terbuka luas. Utamanya dibidang teknologi.
Peluang mendapakan prestasi, beasiswa atau pengalaman seperti ini masih banyak diluar sana. Sungguh sangat-sangat mungkin untuk kita dapatkan. Siapkanlah diri kita dengan ilmu-ilmu yang kita miliki. Asahlah setiap saat maka perlahan kita akan mendapati sesuatu yang baru. Yakinlah dengan kemampuan yang kita miliki. Berusaha, berdo’a, dan mohon do’a restu orang tua adalah bagian dari tiket mencapai kesuksesan.
InsyaAllah Sukses didunia dan diakhirat.
Sampai jumpa dipuncak kesuksesan yang tiada berbatas.

the power of knowledge_Robbi Habibi (*.pdf version)

Kamis, 20 September 2012

Tukang Becak naik Haji

Ustadz Yusuf Mansur berkisah tentang seorang Tukang becak yang bersedekah dengan tenaganya setiap hari Jumat, beliau berkisah. Di Boyolali ada seorang tukang becak miskin tapi ahli bersedekah. Meskipun miskin, ia tidak mau kemiskinannya membuatnya terhalang untuk bersedekah.
Sedekah yang dilakukannya ini tergolong cukup unik, yaitu dengan menggratiskan penumpangnya setiap hari Jum’at. Tenaganya dijadikan sedekah baginya. Ketika ada penumpang, beliau antar sampai tujuan, dan ketika si abang becak ini dikasih bayaran, beliau tidak mau menerima uang tersebut. Begitupula istrinya, beliau adalah penjual makanan keliling di kampungnya. beliau berjualan setiap hari, namun bedanya setiap hari jumat, beliau menggratiskan makanannya.
Suatu ketika hari jumat, abang becak ini ketika menarik becak melihat seorang anak kecil yang ketabrak mobil di jalanan, rupanya ini anak baru pulang dari sekolahnya. Maka ditolonglah anak tersebut oleh si abang tukang becak. Diantarnyalah anak tersebut ke rumah sakit. Setelah itu orang tua si anak datang, dan menemui abang becak. “Pak ini ada uang sedikit buat bapak 500.000. Namun begitu si abang becak dikasih itu uang, si abang becak itu inget, ini hari jum’at. akhirnya ditolaklah rejeki dari orangtua si anak yang telah ditolongnya. Akhirnya orang tua tersebut bilang kepada anaknya “Gimana nih dek, si abang becak, ngga mau menerima uang dari kita”. Jawab sang anak “Barang kali kekecilan mah, coba kasih yang lebih gedhe !” pinta sang anak.
Akhirnya, hari seninnya orang tua tersebut datang ke rumah si abang becak. “Pak, karena bapak sudah menyelamatkan anak kami satu-satunya, maka kami ingin sekali memberangkatkan bapak dan keluarga untuk pergi ke tanah suci menunaikan ibadah haji.” Masya Allah begitu hebatnya buah dari sedekah. Sedekah itu mampu memberikan kita keajaiban-keajaiban yang kita membayangkan saja tidak bisa. Karena Allah mencintai orang-orang yang bersedekah, kalau Allah sudah mencintai seseorang. Maka tidak ada masalah yang tidak Allah beri jalan keluarnya.
Rasulullah saw bersabda “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan shodaqoh (HR.Al-Baihaqi)
Maka salah satu rumus untuk memancing rizki dari Allah adalah dengan cara kita bersedekah. Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata “Pancinglah Rizki dengan sedekah”. Bahkan sedekah bukan hanya dengan uang semata, melainkan dengan tenaga, ilmu, sholat dhuha, tasbih, takbir, tahmid juga merupakan sedekah. Kita menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan adalah sedekah, kita mengajarkan ilmu juga sedekah, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran juga sedekah. pokoknya kebaikan apapun itu adalah sedekah bagi kita, Rasulullah saw bersabda : “kullu ma’ruufin shadaqah”, Setiap yang ma’ruf (baik) adalah sedekah.
Negeri ini nampaknya butuh sedekah, kita lihat bencana di mana-mana. Allah pun menegaskan kalau sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa niscaya Allah akan turunkan rahmatNya bagi kita semua.
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit & bumi, (QS.7:96)
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah.
#diunggah dari http://www.ketawayuk.com/kisah-tukang-becak-naik-haji.html

Sabtu, 21 Maret 2009

Ketika Ikhwah Jatuh Cinta

Suatu ketika, dalam majelis koordinasi seorang akhwat berkata pada mas’ul dakwahnya, “akhi, ana ga bisa lagi berinteraksi dengan akh fulan”. Suara akhwat itu bergetar. Nyata sekali menekan perasaannya.”Pekan lalu, ikhwan tersebut membuat pengakuan yang membuat ana merasa risi dan….Afwan, terus terang juga tersinggung.” Sesaat kemudian suara dibalik hijab itu mengatakan….ia jatuh cinta pada ana.”


mas’ul tersebut terkejut, tapi ditekannya getar suaranya. Ia berusaha tetap tenang. “Sabar ukhti, jangan terlalu diambil hati. Mungkin maksudnya tidak seperti yang anti bayangkan.” Sang mas’ul mencoba menenangkan terutama untuk dirinya sendiri.



“Afwan…ana tidak menangkap maksud lain dari perkataannya. Ikhwan itu mungkin tidak pernah berpikir dampak perkataannya. Kata-kata itu membuat ana sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab ana, gagal menjaga komitmen dan menjadi penyebab fitnah. Padahal, ana hanya berusaha menjadi bagian dari perputaran dakwah ini.” sang akhwat kini mulai tersedak terbata.



“Ya sudah…Ana berharap anti tetap istiqamah dengan kenyataan ini, ana tidak ingin kehilangan tim dakwah oleh permasalahan seperti ini”. Mas’ul itu membuat keputusan, “ana akan ajak bicara langsung akh fulan”



Beberapa Waktu berlalu, ketika akhirnya mas’ul tersebut mendatangi dulan yang bersangkutan. Sang Akh berkata, “Ana memang menyatakan hal tersebut, tapi apakah itu suatu kesalahan?”



Sang mas’ul berusaha menanggapinya searif mungkin. “Ana tidak menyalahkan perasaan antum. Kita semua berhak memiliki perasaan itu. Pertanyaan ana adalah, apakah antum sudah siap ketika menyatakan perasaan itu. Apakah antum mengatakannya dengan orientasi bersih yang menjamin hak-hak saudari antum. Hak perasaan dan hak pembinaannya. Apakah antum menyampaikan kepada pembina antum untuk diseriuskan?. Apakah antum sudah siap berkeluarga. Apakah antum sudah berusaha menjaga kemungkinan fitnah dari pernyataan antum, baik terhadap ikhwah lain maupun terhadap dakwah????” Mas’ul tersebut membuat penekanan substansial. ” Akhi bagi kita perasaan itu tidak semurah tayangan sinetron atau bacaan picisan dalam novel-novel. Bagi kita perasaan itu adalah bagian dari kemuliaan yang Allah tetapkan untuk pejuang dakwah. Perasaan itulah yang melandasi ekspansi dakwah dan jaminan kemuliaan Allah SWT. Perasaan itulah yang mengeksiskan kita dengan beban berat amanah ini. Maka Jagalah perasaan itu tetap suci dan mensucikan.”



Cinta Aktivis Dakwah

Bagaimana ketika perasaan itu hadir. Bukankah ia datang tanpa pernah diundang dan dikehendaki?
Jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukanlah perkara sederhana. Dalam konteks dakwah, jatuh cinta adalah gerbang ekspansi pergerakan. Dalam konteks pembinaan, jatuh cinta adalah naik marhalah pembinaan. Dalam konteks keimanan, jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada sunnah Rosullulah saw dan jalan meraih ridho Allah SWT.


Ketika aktivis dakwah jatuh cinta, maka tuntas sudah urusan prioritas cinta. Jelas, Allah, Rosullah dan jihad fii sabilillah adalah yang utama. Jika ia ada dalam keadaan tersebut, maka berkahlah perasaannya, berkahlah cintanya dan berkahlah amal yang terwujud dalam cinta tersebut. Jika jatuh cintanya tidak dalam kerangka tersebut, maka cinta menjelma menjadi fitnah baginya, fitnah bagi ummat, dan fitnah bagi dakwah. Karenannya jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukan perkara sederhana.



Ketika Ikhwan mulai bergetar hatinya terhadap akhwat dan demikian sebaliknya. Ketika itulah cinta ‘lain’ muncul dalam dirinya. Cinta inilah yang akan kita bahas disini. Yaitu sebuah karunia dari kelembutan hati dan perasaan manusia. Suatu karunia Allah yang membutuhkan bingkai yg jelas. Sebab terlalu banyak pengagung cinta ini yang kemudian menjadi hamba yang tersesat. Bagi aktivis dakwah, cinta lawan jenis adalah perasaan yang lahir dari tuntutan fitrah, tidak lepas dari kerangka pembinaan dan dakwah. Suatu perasaan produktif yang dengan indah dikemukakan oleh ibunda kartini,” …akan lebih banyak lagi yang dapat saya kerjakan untuk bangsa ini, bila saya ada disamping laki-laki yg cakap, lebih banyak kata saya…..daripada yang saya usahakan sebagai perempuan yg berdiri sendiri..”



Cinta memiliki 2 mata pedang. Satu sisinya adalah rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan disisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan yg sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis dakwah, bertanyalah dahulu kepada diri sendiri, sudah siapkah jatuh cinta???jangan sampai kita lupa, bahwa segala sesuatu yang melingkupi diri kita, perkataan, perbuatan, maupun perasaan adalah bagian dari deklarasi nilai diri sebagai generasi dakwah. Sehingga umat selalu mendapatkan satu hal dari apapun pentas kehidupan kita, yaitu kemuliaan Islam dan kemuliaan kita karena memuliakan Islam.



Deklarasi Cinta

Sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk mendeklarasikan cinta diatas koridor yang bersih. Jika proses dan seruan dakwah senantiasa mengusung pembenahan kepribadiaan manusia, maka layaklah kita tempatkan tema cinta dalam tempat utama. Kita sadari kerusakan prilaku generasi hari ini, sebagian besar dilandasi oleh salah tafsir tentang cinta. Terlalu banyak penyimpangan terjadi, karena cinta didewakan dan dijadikan kewajaran melakukan pelanggaran. Dan tema tayangan pun mendeklarasikan cinta yang dangkal. Hanya ada cinta untuk sebuah persaingan, sengketa. Sementara cinta untuk sebuah kemuliaan, kerja keras dan pengorbanan, serta jembatan jalan kesurga dan kemuliaan Allah, tidak pernah mendapat tempat disana.


Sudah cukup banyak pentas kejujuran kita lakukan. Sudah terbilang jumlah pengakuan keutamaan kita, sebuah dakwah yang kita gagas, Sudah banyak potret keluarga yg baru dalam masyarakat yg kita tampilkan. Namun berapa banyak deklarasi cinta yang sudah kita nyatakan. Cinta masih menjadi topik ‘asing’ dalam dakwah kita. Wajah, warna, ekspresi dan nuansa cinta kita masih terkesan ‘misteri. Pertanyaan sederhana, “Gimana sih, kok kamu bisa nikah sama dia, Emang kamu cinta sama dia?”, dapat kita jadikan indikator miskinnya kita mengkampanyekan cinta suci dalam dakwah ini.



Pernyataan ‘Nikah dulu baru pacaran’ masih menjadi jargon yang menyimpan pertanyaan misteri, “Bagaimana caranya, emang bisa?”. Sangat sulit bagi masyarakat kita untuk mencerna dan memahami logika jargon tersebut. Terutama karena konsumsi informasi media tayangan, bacaan, diskusi dan interaksi umum, sama sekali bertolak belakang dengan jargon tersebut.



Inilah salah satu alasan penting dan mendesak untuk mengkampanyekan cinta dengan wujud yang baru. Cinta yang lahir sebagai bagian dari penyempurnaan status hamba. Cinta yang diberkahi karena taat kepada sang Penguasa. Cinta yang diberkahi karena taat pada sang penguasa. Cinta yang menjaga diri dari penyimpangan, penyelewengan dan perbuatan ingkar terhadap nikmat Allah yang banyak. Cinta yang berorientasi bukan sekedar jalan berdua, makan, nonton dan seabrek romantika yang berdiri diatas pengkhianatan terhadap nikmat, rezki, dan amanah yang Allah berikan kepada kita.



Kita ingin lebih dalam menjabarkan kepada masyarakan tentang cinta ini. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan hasil akhir keluarga dakwah. Biarkan mereka paham tentang perasaan seorang ikhwan terhadap akhwat, tentang perhatian seorang akhwat pada ikhwan, tentang cinta ikhwan-akhwat, tentang romantika ikhwan-akhwat dan tentang landasan kemana cinta itu bermuara. Inilah agenda topik yang harus lebih banyak dibuka dan dibentangkan. Dikenalkan kepada masyarakat berikut mekanisme yang menyertainya. Paling tidak gambaran besar yang menyeluruh dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga mereka bisa mengerti bagaimana proses panjang yang menghasilkan potret keluarga dakwah hari ini.



Epilog

Setiap kita yang mengaku putra-putri Islam, setiap kita yg berjanji dalam kafilah dakwah, setiap kita yang mengikrarkan Allahu Ghoyatuna, maka jatuh cinta dipandang sebagai jalan jihad yang menghantarkan diri kepada cita-cita tertinggi, syahid fi sabililah. Inilah perasaan yang istimewa. Perasaan yang menempatkan kita satu tahap lebih maju. Dengan perasaan ini, kita mengambil jaminan kemuliaan yang ditetapkan Rosullulah. Dengan perasaan ini kita memperluas ruang dakwah kita. Dengan perasaan ini kita naik marhalah dalam dakwah dan pembinaan.


Betapa Allah sangat memuliakan perasaan cinta orang-orang beriman ini. Dengan cinta itu mereka berpadu dalam dakwah. Dengan cinta itu mereka saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cinta itu juga mereka menghiasi Bumi dan kehidupan di atasnya. Dengan itu semua Allah berkahi nikmat itu dengan lahirnya anak-anak shaleh yang memberatkan Bumi dengan kalimat Laa Illaha Ilallah. Inilah potret cinta yang sakinah, mawaddh, warahmah.

jadi…sudah beradi jatuh cinta…??
wallahu’alam

Pagi

Kokok ayam jantan mulai membahana disebrang
Sang surya merengek melesat keangkasa
Rizkipun mulai ditaburNya kedunia
Hanya syukur yang tercurah padaNya

Ribuan nafas masih lelap dalam mimpinya
Dan sipekerja keraslah menjadi pemenangnya
Subhanallah
Sungguh Allah maha adil dengan semua umatNya

Sang surya kian jauh melesat keangkasa
Memberikan kehangatan yang tiada tara
Cahayanya menghidupi umatNya didunia
Sebuah karya yang luarbiasa

Kaki ini pun tak pernah mengeluh untuk berjalan
Mencari jati diri dalam rengkuhan islam
Capek memang kadang kita rasakan
Namun surga menanti kita diakhir zaman

Korban Kezaliman

Pagi itu udara begitu segar aroma air hujan semalam masih terasa, burung-burung berkicauan bersahut-sahutan diatas pohon manggga yang berbuah lebat menyambut pagi yang asri. Pagi yang indah.
Dari belakang rumah terdengar suara ibu yang membuyarkan lamunanku. Dan aku segera bergegas kebelakang menemui beliau.
Sambil berjalan kebelakang aku sedikit berteriak menjawab panggilan beliau;
“nggih buk..”
Dalam beberapa menit kemudian aku sampai dihadapannya.
“selange digeret nang, digulung.. selak awan panas..”
Dan aku segera berjalan kebelakang rumah mengerjakan amanah yang baru saja aku terima. Dalam perjalanan menuju belakang rumah aku melewati beberapa rumah tetangga. Sejenak aku berhenti didepan rumah joglo, rumah kedua dari rumahku yang dindingnya berwarna hijau. Melihat sosok seorang anak kecil yang keluar dari pintu rumah itu sambil menuntun sepeda bututnya. Dan dia tersenyum melihatku dan menyapaku.
”mas..” sapanya dengan senyum yang khas anak-anak yang masih lugu dan polos.
”nggih..” timpal saya sambil terus melihatnya membawa sepeda bututnya.
Mau kemena pikirku, kepalaku terus melongok melihat kemana arah dia pergi. Ternyata anak laki-laki itu pergi ke sebuah tempat penampungan air didaerahku yang kmaren baru saja mendapat bantuan rehap dari pemerintah. Tempat penampungan air didaerahku berbentuk prisma segi empat yang terbalik, alasnya lebih kecil dari pada permukaannya (atapnya). Dengan panjang 20m, lebar 10m dan kedalaman 5m. Ditepi tempat penampungan air tersebut dipasang pagar besi tralis --untuk menjaga anak-anak agar tidak tercebur-- dan tiga meter keluar dipasang paving.
Ternyata anak laki-laki kecil tadi olahraga bermain sepeda mengitari tempat penampungan air itu. Mimik wajahnya sekilas nampak begitu senang, bersendagurau dengan temen-teman yang bersamanya disitu.
Aku pun tersenyum melihat apa yang baru saja terjadi. Setelah puas menikmatinya, aku pun melanjutkan jalanku untuk menuju belakang rumah dan menggulung selang yang menjalar disepanjang jalan gang rumahku. Selang itu menghubungkan rumahku dengan rumah bulekku. Semalam beliau minta dikasih air untuk keperluan sehari-hari --Maklum didesa, yang pasang air dari PDAM bisa dihitung dengan jari-- setelah selesai menggulung selang dibelakang rumah aku segera bergegas membawanya pulang. Setelah selesai mandi, kami bertiga --aku abah, dan ibuku-- sarapan pagi. Karena hari itu hari minggu jadi kami lebih santai makan paginya. Sambil ngobrol.


***



Setelah makan aku pun keluar rumah kembali memandangi anak laki-laki kecil itu serambi menghampirinya. Melihat mimik wajahnya yang bertabur kebahagiaan serasa aku masih ingin seperti dirinya. Bebas lepas tanpa beban. Lepas seperti burung-burung berterbangan dibawah atmosfer ini.

Tapi semakin memandang jauh kedalam, kebelakang anak laki-laki kecil itu, sempat terfikir olehku tentang nasib dia kelak, masa depan anak itu, dan bagaimana riwayat pendidikannya nanti. Apakah masih bisa sekolah seperti halnya dengan aku yang sekarang. Duduk dibangku kuliah. Melihat status orang tuanya --ayahnya-- yang sekarang menjadi buronan polisi tersangkut dengan kasus perjudian, menjadi bandar judi Togel seantero kota X . Ayahnya pergi entah kemana tak ada yang tau. Sejak saat itu ibunya semakin kalang kabut menanggung beban hidup kedua anaknya. Air matanya kian lama kian kering, mengingat perlakuan suaminya yang tidak bertanggung jawab. Meninggalkan dua anak yang masih kecil yang butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan butuh kehidupan dan pendidikan layak yang jauh dari apa yang dirasakannya sekarang. Untunglah banyak tetangga dan saudara yang ikut membantunya, paling tidak mengurangi sedikit beban yang diemban ibunya sekarang.
Entah bagaimana perasaan anak itu seandainya tahu apa yang telah menimpa keluarganya saat ini. Apa yang telah dilakukan ayahnya selama ini. Bagaimana perkembangan psikologinya. Entah bagaimana aku juga tidaktahu.
Padahal dikampung anak kecil ini rajin sekali sholat berjamaah, mengaji dan termasuk anak yang gemar membantu orang tua, kakek, dan neneknya. Dan dia juga termasuk anak yang pintar disekolahnya. Selalu mendapatkan peringkat pertama disekolahnya. Sunggguh kasihan akibat kelakuan ayahnya yang seperti itu, mungkin nanti akan menghambat proses belajarnya, membuatnya minder dengan temen-temannya, dan bisa jadi membuat turun prestasinya. Dalam hati aku berdoa semoga bayang-bayang kelam yang mendarat diotakku tak akan pernah terjadi. Dan digantikan dengan anugrah-anugrah terindah yang dapat menguatkan hati, jiwa, dan raganya.
Panggilan temanku yang lewat kembali menyadarkanku dari lamunanku. Dan kami pun ngobrol seraya meninggalkan tempat penampungan air dan juga anak kecil laki-laki itu menuju rumahku yang berjarak tidak begitu jauh dari tempat penampungan air tersebut. Kami berjalan berdua beriringan bak dua teman sejati yang baru bertemu setelah berpisah selama beberapa tahun karena sekolah dan kota yang memisahkannya. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya kami berdua tiba dirumahku. Sambutan hangat terlihat dimimik kedua orang tuaku. Mereka berdua mempersilahkannya untuk masuk. Dan segeralah kami masuk kedalam rumah, delapan menit kemudian keluarlah ketela rebus didampingi dengan teh manis yang hangat menghampiri kami berdua. Wow sungguh pertemuan yang luar biasa dan tak akan kulupakan sepanjang hidupku. Perbincangan kami semakin lama semakin asik, apalagi setelah menghabiskan beberapa potong ketela rebus dan beberapa gelas teh manis yang hangat. Semakin menambah power kami dalam bersua. Apalagi kalau menyangkut bidang politik wah semakin rame saja. Satu sama lain saling mempertahankan argumennya. Bantahan demi bantahan tak terelakkan. dan diselingi tertawa kami yang mencairkan suasana. Tak terasa adzan dhuhur berkumandang dan kami pun menyudahi perbincangan kami dan segera bergegas menuju masjid yang terdekat kami pun segera mengambil air wudlu dan segera memasuki masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Beberapa menit kemudian iqomah dikumandangkan pertanda sholat berjamaah akan segera dilaksanakan. Dan seraya aku maju didepan mengisi shaf yang masih kosong mata ini tak sengaja melihat seorang anak yang baru saja mengumandangkan iqomah. Dan ternyata anak itu adalah anak laki-laki kecil yang aku temui ditempat penampungan air.

Rabu, 18 Maret 2009

Indahnya Islam

Apakah Anda pernah merasakan dalam hidup ini betapa indahnya Islam ? Jika belum, rasakan dulu betapa bahagianya seorang muslim hidup di bawah naungan agama terakhir. Seluruh panduan kehidupan tertuang dalam Al Quran. Inilah sumber kebahagiaan hakiki dari pencipta seluruh alam semesta dan isinya, termasuk manusia.
Sayangnya masih banyak orang menggali berbagai ilmu tidak bermanfaat dalam mencari kebahagiaan. Manusia mencari berlian di dalam bumi yang terang padahal berlian itu berada di dalam kamar. Manusia tidak mencari sumber kebahagiaan dari tempatnya.
Islam seperti artinya damai, maka kedamaian di hati akan dicapai dengan memeluk Islam sepenuh hati. Mereka yang tidak pernah merasakan nikmatnya dalam naungan Islam ini karena memandang Islam sebelah mata. Syumuliatul Islam tidak dirasakan dalam dirinya.
Keindahan Islam misalnya bisa dirasakan dalam peribadahan. Betapa indahnya harmoni alam dengan manusia dalam beribadah kepada-Nya. Matahari sudah berjuta tahun mengabdi kepada Maha Pencipta dengan terbit di timur dan tenggelam di Barat. Matahari masih menemani setiap mahluk setiap hari. Dia tidak pernah absen. Kesetiaan mahluk yang namanya matahari ini menimbulkan rasa syukur akan diri dalam merasakan nikmat beribadah kepada-Nya.
Saat sujud dalam shalat terasa sekali syahdunya dalam payung keindahan peribadahan Islam setiap hari. Namun tentu saja rasa bahagia ini dapat direngkuh bagi mereka yang percaya 100 persen akan isi dari panduan hidup Islam.